Search

Perusahaan Semen di Sulawesi Berpotensi Gulung Tikar

Perusahaan Semen di Sulawesi Berpotensi Gulung Tikar

Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade menyebut satu perusahaan semen di Sulawesi berpotensi gulung tikar akibat gempuran produsen semen asal China. Perusahaan itu bahkan disebut telah mengambil tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada sejumlah karyawan.

Pabrik semen itu juga disebut-sebut berpeluang diambil alih oleh perusahaan semen asal China. "Sebentar lagi saya dengar ada indikasi pabrik swasta bisa diambil alih oleh semen China. Perusahaan ini kemungkinan angkat bendera putih," tutur dia, Senin (26/8).

Sementara, Andre melanjutkan perusahaan semen BUMN, yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dinilai kurang mampu mengakuisisi perusahaan yang megap-megap tersebut. Apalagi, Semen Indonesia telah mengambil alih PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).

Menurut Andre, kondisi keuangan Semen Indonesia berbahaya jika membeli perusahaan baru. "Semen Indonesia baru ambil Holcim Indonesia, itu saja sudah megap-megap," jelasnya.

CNNIndonesia.com mencoba menghubungi GM Corporate Communication Semen Indonesia Sigit Wahono. Namun, yang bersangkutan belum menjawab pesan instan dan telepon.

Secara terpisah, Ketua Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSPISI) Ronida menyatakan perusahaan yang berpotensi bangkrut itu juga mulai bermasalah dalam membayar gaji karyawannya. Bahkan, hal itu sudah terjadi sejak tahun lalu.

"Jadi selain PHK, perusahaan juga membayarkan gajinya sudah mulai terhambat. Kami tidak tahu sudah berapa yang kena PHK dan detail gaji," ucap Ronida.

Masalahnya, sambung dia, karyawan di perusahaan itu belum menjadi anggota dari FSPISI. Dengan demikian, Ronida tak memiliki laporan atau data yang detail terkait jumlah karyawan yang terkena PHK dan berapa bulan gaji yang bermasalah.

"Ini tidak kami tangani juga secara langsung," tegas dia.

Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, terdapat dua perusahaan semen di Sulawesi, yakni PT Semen Bosowa Maros dan PT Semen Tonasa. Sementara, PT Banggai Citra Lestari yang bekerja sama dengan perusahaan asal China tengah membangun pabrik semen pertamanya di Sulawesi Tengah.
[Gambas:Video CNN]
Lapor ke KPPU

Sementara itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah melakukan klarifikasi data kepada Andre terkait laporannya tentang dugaan perusahaan semen asal China yang melakukan predatory pricing atau banting harga demi menyingkirkan industri semen dalam negeri. Ia mengklaim KPPU menerima semua data yang diberikan.

"Kami sudah memberikan gambaran kepada KPPU bahwa telah terjadi praktik predatory pricing, kami sudah memberikan contoh, misalnya perusahaan China menjual dengan harga murah. Padahal harga bahan baku sama," kata Andre.

Ia mendapatkan informasi bahwa perusahaan asal China sudah membanting harga jual sejak tiga tahun belakangan ini. Produsen asal Tirai Bambu itu bahkan disebut-sebut membayar gaji karyawannya dengan nominal yang rendah.

"Jadi, karyawannya hanya dibayar UMK (upah minimum kabupaten). Masa S1 dibayar UMK, jadi disetarakan semua jadi biaya operasional mereka rendah," jelasnya.

Andre menambahkan bahwa KPPU meminta data tambahan agar bisa menaikkan laporan ini ke level penyelidikan. Salah satu data yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, yakni pangsa pasar serta perbandingan harga jual antara produsen lokal dan China.

"Pabrik semen lokal jualnya di atas Rp51 ribu per sak, kalau China bisa Rp42 ribu per sak. Nanti kami kasih gambaran saja titik detailnya di mana," pungkasnya.

(aud/bir)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Perusahaan Semen di Sulawesi Berpotensi Gulung Tikar"

Post a Comment

Powered by Blogger.